ilustrasi / Istimewa
KERINCI - Masyarakat Kecamatan Kayu Aro dan Depati
Tujuh, Kabupaten Kerinci, beberapa hari terakhir ini kesulitan
mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Pasalnya, warga dua kecamatan ini banyak yang sudah berkeliling kampung menenteng gas kosong untuk ditukar tetapi tidak dapat.
"Tabung gas isi 3 kg atau tabung gas melon langka di Kayu Aro kosong. Banyak yang mau nukar dak do lagi. Saya tidak tahu apakah ini hanya terjadi di kampung saya saja," ujar seorang warga Pelompek, Kamis (13/9).
Kejadian serupa juga terjadi di desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh. Gas elpiji ukuran 3 kg sejak Senin (11/9) kosong.
Akibatnya, para ibu rumah tangga yang memang membutuhkan untuk keperluan memasak menjadi kalang kabut. Banyak ibu-ibu rumah tangga di Desa Simpang Belui dan sekitarnya terpaksa memasak dengan mengunakan kompor minyak tanah.
“Bisa-bisa nantinya beralih menggunakan kayu bakar, karena sulitnya mencari gas, apalagi minyak tanah juga sulit didapat,” ujar Erni, seorang ibu rumah tangga.
Yul, pemilik pangkalan gas elpiji mengakui langkanya gas elpiji 3 kilogram. Bahkan stok di gudang sudah tidak ada lagi. “Tabung gas yang tiga kilogram yang kosong,” kata Yul.
Menurutnya, dirinya hanya mneerima 50 tabung gas elpiji yang dijual dengan harga Rp 25 ribu pertabung itu. ‘’Tapi sudah habis, karena dalam dua hari saja kebutuhan agen mencapai 120 tabung gas,’’ ujarnya.
Persoalan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram ini diakui Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kerinci, Rahminudin.
Dikatakannya, kelangkaan terjadi karena adanya keterlambatan pasokan tabung gas elpiji.
"Kelangkaan terjadi karena mobil yang membawa gas elpiji dari Palembang, terus ke Bungo, dari Bungo dibawa ke Kerinci telat datang. Makanya stok kosong di pangkalan," katanya.
Sumber : Metrojambi.com