KERINCI - Sejumlah partai politik yang membuka pendaftaran calon bupati dan wakil bupati jelang Pilkada Kerinci 2018 mendatang, telah melakukan survey. Bahkan dalam waktu dekat akan mengumumkan hasil survei.
Seperti DPD II Partai Golkar Kerinci yang telah melakukan survei bersama Indobarometer sebagai gambaran dalam menentukan pilihan siapa yang akan diusung nantinya.
Ketua DPD II Golkar Kerinci Sartoni SPd mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumumkan hasil survei. "Survei yang sudah selesai, tapi pemberitahuan resminya belum sampai ke kita," ujar Sartoni.
Menurut Sartoni, hasil survei ini kemungkinan tidak diumumkan ke publik, akan tetapi diberikan kepada masing-masing bakal calon bupati yang mendaftar di Golkar.
"Kalau diumumkan saya tidak tahu, karena prosedur nanti mungkin lewat DPD 1, kemudian disampaikan ke DPP. Setelah ada hasil, DPD I menyampaikan ke kita (DPD II red)," jelasnya.
Dalam menentukan kandidat, kata Sartoni, survei tetap menjadi acuan. Namun tidak menutup kemungkinan, survei tertinggi bukan mutlak akan diusung.
"Saya sampaikan, tahun ini Golkar harus menang. Jadi yang tidak memungkinkan menang kita tidak akan pilih. Jadi, survei tertinggi bukan semerta-merta diusung, mungkin ada hal lain yang harus diperhatikan," katanya.
Sumber : Metrojambi.com
Seperti DPD II Partai Golkar Kerinci yang telah melakukan survei bersama Indobarometer sebagai gambaran dalam menentukan pilihan siapa yang akan diusung nantinya.
Ketua DPD II Golkar Kerinci Sartoni SPd mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengumumkan hasil survei. "Survei yang sudah selesai, tapi pemberitahuan resminya belum sampai ke kita," ujar Sartoni.
Menurut Sartoni, hasil survei ini kemungkinan tidak diumumkan ke publik, akan tetapi diberikan kepada masing-masing bakal calon bupati yang mendaftar di Golkar.
"Kalau diumumkan saya tidak tahu, karena prosedur nanti mungkin lewat DPD 1, kemudian disampaikan ke DPP. Setelah ada hasil, DPD I menyampaikan ke kita (DPD II red)," jelasnya.
Dalam menentukan kandidat, kata Sartoni, survei tetap menjadi acuan. Namun tidak menutup kemungkinan, survei tertinggi bukan mutlak akan diusung.
"Saya sampaikan, tahun ini Golkar harus menang. Jadi yang tidak memungkinkan menang kita tidak akan pilih. Jadi, survei tertinggi bukan semerta-merta diusung, mungkin ada hal lain yang harus diperhatikan," katanya.
Sumber : Metrojambi.com