Ilustrasi |
KERINCI - Rencana pembukaan jalur baru pendakian Gunung Kerinci melalui Solok Selatan (Solsel) Sumatra Barat mendapat penolakan dari masyarakat Kabupaten Kerinci dan sejumlah organisasi Pencinta Alam (PA) Kerinci. Sebab dengan dibukanya jalur baru tersebut akan merugikan Pemerintah Provinsi khususnya Pemerintah Kabupaten Kerinci pada jumlah wisatawan.
Seperti diungkapkan seorang Pencinta Alam (PA) Kerinci, Ebony Puldaker mengatakan agar rencana pembukaan jalur pendakian baru Gunung Kerinci dari Solok Selatan meminta Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk tidak menyutujui pembukaan jalur baru tersebut.
"Jalur tugu macan sudah pas. Dak usah buka jalur lain lagi, kalo cuma merusak, mohon pemerintah Kabupaten Kerinci tidak menyetujui demi terjaganya ekositem dan kelestarian TNKS," katanya
Ia katakan secara pariwisata, jika sudah ada jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok, secara tidak langsung wisatawan yang berkunjung ke Kerinci pasti berkurang, karena Gunung Kerinci merupakan icon Provinsi Jambi dan jika jalur dibagi dua wisatawan pasti menurun.
Yolandam mantan Ketua Mapala Stain Kerinci (Masker) mengatakan tidak setuju dengan dibukanya jalur pendakian baru tersebut, karena dengan dibukanya jalur tersebut otomatis merugikan Kabupaten Kerinci. Karena wisatawan baik dalam negeri maupun asing pasti akan memilih jalur Solok Selatan untuk naik ke Gunung Kerinci. Karena selama ini turis masuk dari Padang.
"Karena wisatawan datang dari Sumbar, otomatis mereka memilih jalur yang dekat dari Bandara Internasional Minang Kabau," jelasnya.
Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Jambi, Ir Guntur menyanyangkan adanya pembukaan jalur baru pendakian ke Gunung Kerinci di Solok Selatan ini, karena Gunung Kerinci merupakan penyumbang terbanyak wisatawan ke Kerinci.
"Jika jalur pendakian dibuka disana dan jalur pendakiannya penuh dengan keragaman alam seperti adanya lembah kura-kura maka jalur tugu macan akan ditinggal orang," katanya.
Apalagi saat ini wisatawan yang datang ke Kerinci paling banyak melalui bandara Internasional Minang Kabau, sedangkan Bandara Depati Parbo belum berjalan dengan efektif.
"Jika penerbangan bandara Depati Parbo meningkat kelasnya, kita bisa bersaing dengan bandara lain," sebutnya.
Menurut Guntur kedatangan wisatawan ke Provinsi Jambi ini paling banyak di Kabupaten Kerinci, karena di Kerinci memiliki primadona wisata yaitu Gunung Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Lima Danau Alami di Lempur.
"Jika jalur ini dibuka akan berimbas dengan kunjungan wisata di Kerinci, pasti kunjungan wisatawan ke Kerinci akan terjadi penurunan dan akan tersedot sekitar 50 persen," jelasnya.
Seperti diungkapkan seorang Pencinta Alam (PA) Kerinci, Ebony Puldaker mengatakan agar rencana pembukaan jalur pendakian baru Gunung Kerinci dari Solok Selatan meminta Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk tidak menyutujui pembukaan jalur baru tersebut.
"Jalur tugu macan sudah pas. Dak usah buka jalur lain lagi, kalo cuma merusak, mohon pemerintah Kabupaten Kerinci tidak menyetujui demi terjaganya ekositem dan kelestarian TNKS," katanya
Ia katakan secara pariwisata, jika sudah ada jalur pendakian Gunung Kerinci melalui Solok, secara tidak langsung wisatawan yang berkunjung ke Kerinci pasti berkurang, karena Gunung Kerinci merupakan icon Provinsi Jambi dan jika jalur dibagi dua wisatawan pasti menurun.
Yolandam mantan Ketua Mapala Stain Kerinci (Masker) mengatakan tidak setuju dengan dibukanya jalur pendakian baru tersebut, karena dengan dibukanya jalur tersebut otomatis merugikan Kabupaten Kerinci. Karena wisatawan baik dalam negeri maupun asing pasti akan memilih jalur Solok Selatan untuk naik ke Gunung Kerinci. Karena selama ini turis masuk dari Padang.
"Karena wisatawan datang dari Sumbar, otomatis mereka memilih jalur yang dekat dari Bandara Internasional Minang Kabau," jelasnya.
Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Jambi, Ir Guntur menyanyangkan adanya pembukaan jalur baru pendakian ke Gunung Kerinci di Solok Selatan ini, karena Gunung Kerinci merupakan penyumbang terbanyak wisatawan ke Kerinci.
"Jika jalur pendakian dibuka disana dan jalur pendakiannya penuh dengan keragaman alam seperti adanya lembah kura-kura maka jalur tugu macan akan ditinggal orang," katanya.
Apalagi saat ini wisatawan yang datang ke Kerinci paling banyak melalui bandara Internasional Minang Kabau, sedangkan Bandara Depati Parbo belum berjalan dengan efektif.
"Jika penerbangan bandara Depati Parbo meningkat kelasnya, kita bisa bersaing dengan bandara lain," sebutnya.
Menurut Guntur kedatangan wisatawan ke Provinsi Jambi ini paling banyak di Kabupaten Kerinci, karena di Kerinci memiliki primadona wisata yaitu Gunung Kerinci, Danau Gunung Tujuh, Lima Danau Alami di Lempur.
"Jika jalur ini dibuka akan berimbas dengan kunjungan wisata di Kerinci, pasti kunjungan wisatawan ke Kerinci akan terjadi penurunan dan akan tersedot sekitar 50 persen," jelasnya.
Sumber : Tribunjambi.com