REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini foto dari kelompok
radikal Jaisy Al-Fath di Suriah beredar di media sosial yang
bertuliskan 'Tangkap Ahok atau Peti Mati Ahok'. Foto itu pun disinyalir
berhubungan dengan demo 'Aksi Bela Islam' yang akan dilakukan di Istana
Negara, Jumat (4/10) mendatang.
Polda Metro Jaya pun turut menanggapi terkait dengan beredarnya foto
tersebut. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Awi
Setiyono, mengaku telah mendapat informasi tersebut dari intelijen.
"Itu laporan dari intelijen, berarti kita harus waspada," ujar Awi di
Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).
Berdasarkan laporan intelijen, kata Awi, foto tersebut memang beredar
di Suriah. Karena itu, kata dia, Polda Metro saat ini juga terus
melakukan pemantauan melalui media sosial. "Kami juga monitor itu
terkait media sosial, tapi kan TKP-nya di Suriah," ucap Awi.
Karena di Suriah, menurut Awi, pihaknya pun tak dapat melakukan
tindakan. Namun, lanjut dia, yang jelas jika ada warga Indonesia yang
ikut melakukan provokasi melalui media sosial, pihaknya akan terus
melakukan pengawasan. Karena, menurut dia, pihaknya belum bisa menghapus
akun tersebut.
"Masalahnya bukan blacklist (akun) atau tidak, kita kan melakukan pengawasan, kita awasi terus. Masalahnya kita tidak bisa men-delete kan ada sistem UU, kita minta tolong provider melalui Kemenkominfo untuk menghapusnya," kata mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur tersebut.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan Republika.co.id,
pengamat terorisme, Sydney Jones telah menilai beredarnya foto kelompok
Jaisy Al Fath di Suriah yang bertuliskan 'Tangkap Ahok atau Peti Mati
Ahok' menunjukkan memang gerakan anti-Ahok di Indonesia telah
ditunggangi oleh kelompok radikal.
"Kalau melihat fakta tersebut, gerakan 4 November nanti memang
berpotensi ditunggangi oleh kelompok-kelompok garis keras," ujar Sydney
dalam diskusi 'Ancaman Radikalisme dan Terorisme di Pilgub DKI' di Wahid
Institute, Jakarta, Selasa (1/11).
sumber : republik.co.id