Ilustrasi. FOTO: FAJAR/RADAR SURABAYA
KAYA emang iya. Rumah yang dikontrakan saja ada 10 unit. Belum lagi koleksi mobil-mobil rental yang sudah dimilikinya. Namun, sifatnya yang pelit sudah terasa saat awal mula resepsi pernikahan Karin, 25, dan Donjuan, 25.Bukannya adem ayem serta bahagia, usai resepsi pernikahan, suasana hati Karin malah kacau balau. Akibatnya, kehidupan rumah tangga baru keduanya hampir kayak tikus serta kucing. Tak hanya marah-marah, tapi juga kadang diisi ada fisik.
Karin mengatakan, pernikahannya sebenarnya baru digelar usai Lebaran beberapa hari lalu. Namun, dia memutuskan menggugat cerai karena sudah tidak betah dengan sikap mertuanya.
"Ngeselin saja. Yang dibahas sih kerugian resepsi pernikahan. Tamu sedikit, tidak balik modal," kata Karin disela-sela pendaftaran gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA) Klas I Surabaya, Kamis lalu (22/7).
Tentunya Karin langsung tak terima dengan pernyataan mertuanya. Sebab, kata-kata itu disampaikan di depan keluarga besarnya. "Keluarga saya itu gak pernah mikir uang buat anak. Akad saya semua dibayar orang tua," kata dia.
Sebenarnya, usai menggelar akad di rumahnya di kawasan Sidotopo, Surabaya orang tua Karin sudah melarang untuk menggelar pesta lagi. Namun, pihak keluarga Donjuan memaksa menggelar sendiri dengan alasan tidak punya gawe.
Banyaknya uang kondangan yang selama ini dikasihkan orang tidak dikembalikan. "Niat dari awal memang ingin cari duit," kata dia. Untuk menyukseskan acaranya, mertuanya membuat pesta perkawinan ramai di gedung megah di kawasan Surabaya Utara. Undangannya saja mencapai 1.000 orang. Sayang, yang hadir tidak lebih dari 200 orang.
Hingga akhirnya hal itulah yang membuat mertuanya kesal, lalu seringkali melampiaskan dan menyindir keluarga Karin. Orang tua Donjuan mengira minimnya jumlah tamu yang hadir itu karena Karin. "Saya dituduh mantu yang tidak membawa rezeki, atau pembawa petaka atau apalah," kata Karin.
Yang lebih menyedihkan, mertuanya tidak mengizinkan Karin menengoknya lagi. "Alasannya takut makanan atau uangnya habis. Lha emang gue pencuri. Gak pateken gak mrunu," tandas wanita yang bekerja di bank swasta itu. (umi hany/opi)
Sumber : Jpnn.com