RANGKASBITUNG – Sejumlah wartawan melakukan aksi protes dengan meletakkan kartu persnya di halaman Pemkab Lebak, Banten.
Masalah dipicu sikap Dario, bos kembang
api terbesar di Kota Rangkasbitung, Lebak,yang mengirimkan Short
Massage Service (SMS) kepada oknum yang diduga membekingi usaha Dario
selama ini.
Isi SMS, menyuruh seseorang memberikan
“pelajaran” kepada wartawan yang dinilai reseh karena terus menerus
memberitakan perlakukan istimewa polisi kepada Dario dalam operasi
petasan yang dilakukan oleh polres Lebak baru-baru ini.
Apesnya, SMS yang dikirimkan oleh Dario
itu malah nyasar ke nomor hape wartawan. Bunyi SMS itu: “ Bang,ini
wartawan pada resek...Tolong dihajar bang sekali sekali !!.” Demikian
isi SMS dari pemilik toko Tiga Pendekar ini.
Karuan saja,SMS dari Dario yang dikenal
dekat dengan kalangan aparat ini membuat heboh. Bahkan, Gunawan,
wartawan sebuah media online yang mendapat kiriman SMS itu langsung
mengadukan persoalan ini kepada PWI.
“Saya yakin, SMS itu ditujukan kepada
orang yang membekingi usaha dia selama ini. Namun apesnya,malah terkirim
ke nomor saya,” ungkap Gunawan.
Sebagai bentuk solidaritas,sejumlah
wartawan meletakan kartu pers nya halaman Pemkab Lebak, dan meminta
Dario untuk mengklarifikasi isi SMS yang diduga ditujukan kepada
bekingnya itu.
”Kita harap Dario mau mengklarifikasi
isi SMS dan meminta maaf kepada wartawan,” ujar Yayat Rismunadi,
sekretaris PWI Lebak kepada INDOPOS (Jawa Pos Group), kemarin (11/6).
Sementara Dario yang dikonfirmasi INDOPOS membantah telah meminta bekingnya untuk menghajar wartawan yang reseh d Lebak.
”Saya cuma suruh dia tegur. kasih
pemahaman ke kawan. Kan kita semua kawan,” ujar Dario tanpa merinci
kepada siapa dia meminta untuk menegur dan memebri pemahaman kepada
wartawan.
Sebagaimana diketahui,dalam opersi
petasan yag digelar oleh Polres Lebak baru-baru ini, sejumlah pedagang
kaki lima yang tertangkap sedang menjual petasan, mengaku membeli
petasan dari Toko Tiga Pendekar yang berada di Rangkasbitung Indah
Plaza. (yas/sam/jpnn)
Sumber : Jpnn.com