Terlihat alat berat tengah bekerja membangun jalan PT PGE / Dedi
KERINCI - Masyarakat Desa Talang Kemuning dan Desa
Bintang Marak di Kecamatan Bukit Kerman, Kabupaten Kerinci, kesal pihak
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengingkari janji dengan
masyarakat. Ini terkait mega proyek pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Geothermal (Panas Bumi) di Desa Talang Kemuning dan Desa Bintang
yang dikerjakan oleh PT PGE.
Akibatnya, warga mengancam akan melakukan aksi demo. Tidak hanya itu, warga juga mengancam akan memblokir jalan PT PGE yang dibangun ke claster G, karena dianggap sudah merusak kebun warga.
Helmi Suryadi, Ketua Pemuda Talang Kemuning-Bintang Marak mengatakan, PT PGE telah mengabaikan kesepakatan yang telah dibuat sendiri.
"Kesepakatan yang dibuat PT PGE sendiri, dimana mereka akan bayar ganti rugi. Namun hingga saat ini belum disetujui," kata Helmi, Selasa (22/11).
"Kami menuntut kesepakatan yang sudah dibuat agar dipenuhi, jika tidak dalam waktu dekat lembaga adat Desa Talang Kemuning dan Bintang Marak akan melakukan aksi memblokir jalan di lahan yang belum diselesaikan," ujarnya lagi.
Akibatnya, warga mengancam akan melakukan aksi demo. Tidak hanya itu, warga juga mengancam akan memblokir jalan PT PGE yang dibangun ke claster G, karena dianggap sudah merusak kebun warga.
Helmi Suryadi, Ketua Pemuda Talang Kemuning-Bintang Marak mengatakan, PT PGE telah mengabaikan kesepakatan yang telah dibuat sendiri.
"Kesepakatan yang dibuat PT PGE sendiri, dimana mereka akan bayar ganti rugi. Namun hingga saat ini belum disetujui," kata Helmi, Selasa (22/11).
"Kami menuntut kesepakatan yang sudah dibuat agar dipenuhi, jika tidak dalam waktu dekat lembaga adat Desa Talang Kemuning dan Bintang Marak akan melakukan aksi memblokir jalan di lahan yang belum diselesaikan," ujarnya lagi.
Konflik antara PT PGE dengan lembaga adat Talang Kemuning dan Bintang
Marak ini juga pernah disampikan kepada Pemkab Kerinci. Namun tak
kunjung ditanggapi, bahkan warga kesal dan menuding Pemkab Kerinci tutup
mata menanggapi hal tersebut.
"Pemkab Kerinci tutup mata akan masalah ini. Mungkin jikalah diperboleh kami pindah ke Bengkulu, maka kami akan pindah. Karna, kami di sini tidak perhatikan," tandasnya.
"Pemkab Kerinci tutup mata akan masalah ini. Mungkin jikalah diperboleh kami pindah ke Bengkulu, maka kami akan pindah. Karna, kami di sini tidak perhatikan," tandasnya.
Sumber ; metrojambi.com