JAMBI-Aktivitas PETI juga semakin menggila di Merangin. Menurut Wabup Merangin Khafied Moein, aktivitas PETI di daerahnya saat ini sudah damendekati kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
“Ini masalah perut, didorong pula oleh investasi investor. Kita lakukan razia justru masyarakat yang menjadi tameng,” ungkapnya.
Selain mendekati kawasan TNKS, aktivitas PETI di Kabupaten Merangin juga telah merusak lebih dari 1.538 hektar kawasan lumbung padi Provinsi Jambi di Kabupaten Merangin, yang tersebar di tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Sungai Manau seluas 85 hektar, Pangkalan Jambu 825 hektar, dan Kecamatan Tabir Barat seluas 628 hektar.
“Di tiga Kacamatan itu, aktivitas PETI menghancurkan ratusan hektar sawah warga yang merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Jambi,” jelasnya. Khafid menduga, aktivitas PETI dibekengi oleh oknum. “Bayangkan, di Tabir Ulu itu, cuma berjarak tiga meter dari jalan. Kalau tidak dibekengi, mana berani masyarakat,” ujar Khafid.
Di Kabupaten Bungo, kata Bupati Bungo terpilih, Mashuri, aktivitas PETI hanya berjarak 300 meter dari runway Bandar Udara Bungo.
“Di bungo PETI tersebar di 9 Kecamatan 40 Desa, tidak main-main, setiap harinya ada 200-250 dompeng yang beroperasi. Dan tiga eskavator. Ini semuanya orang luar, dan beberapa bersumber dari Muaralabuh Sumatera Barat,” ungkap Mashuri.
“Dugaan saya, ini dimodali oleh pengusaha, oknum, hingga pejabat. Sebab, satu dompeng kapal itu biaya pembuatannya Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Kini ada 50 sampai 60 rakit, dan semuanya dari luar daerah Bungo,” pungkasnya. (
“Ini masalah perut, didorong pula oleh investasi investor. Kita lakukan razia justru masyarakat yang menjadi tameng,” ungkapnya.
Selain mendekati kawasan TNKS, aktivitas PETI di Kabupaten Merangin juga telah merusak lebih dari 1.538 hektar kawasan lumbung padi Provinsi Jambi di Kabupaten Merangin, yang tersebar di tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Sungai Manau seluas 85 hektar, Pangkalan Jambu 825 hektar, dan Kecamatan Tabir Barat seluas 628 hektar.
“Di tiga Kacamatan itu, aktivitas PETI menghancurkan ratusan hektar sawah warga yang merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Jambi,” jelasnya. Khafid menduga, aktivitas PETI dibekengi oleh oknum. “Bayangkan, di Tabir Ulu itu, cuma berjarak tiga meter dari jalan. Kalau tidak dibekengi, mana berani masyarakat,” ujar Khafid.
Di Kabupaten Bungo, kata Bupati Bungo terpilih, Mashuri, aktivitas PETI hanya berjarak 300 meter dari runway Bandar Udara Bungo.
“Di bungo PETI tersebar di 9 Kecamatan 40 Desa, tidak main-main, setiap harinya ada 200-250 dompeng yang beroperasi. Dan tiga eskavator. Ini semuanya orang luar, dan beberapa bersumber dari Muaralabuh Sumatera Barat,” ungkap Mashuri.
“Dugaan saya, ini dimodali oleh pengusaha, oknum, hingga pejabat. Sebab, satu dompeng kapal itu biaya pembuatannya Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Kini ada 50 sampai 60 rakit, dan semuanya dari luar daerah Bungo,” pungkasnya. (